Senin, Juli 13, 2009

ABU NAWAS dan Pekerjaan yang Mustahil


ABUNAWAS
Pekerjaan Yang Mustahil

Baginda raja Harun Al-Rosyid baru saja membaca kitab tentang kehebatan Raja Sulaiman yang mampu memerintahkan, anak buahnya untuk memindahkan Singgahsana kerajaan Ratu Bilqis ke istananya. Baginda tiba-tiba merasa tertarik. Hatinya mulai tergelitik untuk melakukan hal yang sama. Mendadak beliau ingin istananya dipindahkan ke atas gunung agar bisa leluasa menikmati pemandangan sekitar. Dan bukankah hal itu tidak mustahil bisa dilakukan karena abunawas yang amat cerdik di negerinya.

Abunawas segera di panggil untuk menghadap baginda raja Harun Al-Rosyid. Setelah Abunawas datang , Baginda bersabda,

“ Sanggupkah engkau memindahkan istanaku ke atas gunung agar aku lebih leluasa melihat negeriku ?” tanya Baginda.

Abunawas tidak langsung menjawab. Ia berpikir sejenak hingga keningnya berkerut. Tidak mungkin menolak perintah Baginda kecuali kalau memang ingin dihukum.

Akhirnya Abunawas terpaksa menyanggupi proyek raksasa itu. Ada satu lagi permintaan dari Baginda. Pekerjaan itu harus selesai hanya dalam waktu satu bulan.

Abunawas pulang dengan hati masgul. Setiap malam ia hanya berteman dengan rembulan dan bintang-bintang. Hari-hari di lewati dengan kegundahan. Tak ada hari yang lebih berat dalam hidup Abunawas kecuali hari-hari ini. Tetapi pada hari kesembilan ia tidak lagi merasa gundah gulana.

Keesokan harinya Abunawas menuju istana. Ia menghadap Baginda untuk membahas pemindahan istana. Dengan senang hati Baginda akan mendengarkan, apa yang diinginkan Abunawas.
“Ampun Tuanku hamba kesini hanya untuk mengajukan usul untuk memperlancar pekerjaan hamba nanti.” Kata Abu nawas
“Apa usul itu?” Baginda bertanya
“Hamba akan memindahkan istana Paduka yang mulia tepat pada Hari Raya Idul Qurban yang kebetulan hanya kurang 20 hari lagi.”
“Kalau hanya itu usulmu, baiklah.” Kata Baginda.
“Satu lagi baginda…..” Abu nawas menambahkan.
“Apalagi?” tanya Baginda.
“ Hamba mohon Baginda menyembelih sepuluh ekor sapi yang gemuk untuk di bagikan langsung kepada fakir miskin.” Kata Abu nawas.
“Usulmu kuterima.” Kata Baginda menyetujui. Abu nawas pulang dengan perasaan riang gembira. Kini tidak ada lagi yang perlu di khawatirkan. Toh nanti bila waktunya sudah riba, ia pasti akan dengan mudah memindahkan istana Baginda raja. Jangankan memindahkan ke puncak gunung, ke dasar samudera pun Abu nawas sanggup.

Desas-desus mulai tersebar ke seluruh pelosok negeri. Hampir semua orang harap-harap cemas. Tetapi sebagian besar rakyat merasa yakin atas kemampuan Abu nawas. Karena selama ini Abu nawas belom pernah gagal melaksanakan tugas-tugas aneh yang dibebankan di atas pundaknya. Namun ada beberapa orang yang meragukan keberhasilan Abu nawas kali ini.

Saat-saat yang di nanti-nantikan telah tiba. Rayat berbondong-bondong menuju lapangan untuk melakukan sholat hari Raya Idhul Adha. Dan seusai sholat, sepiluh sapi sumbangan Baginda Raja di sembelih lalu di masak kemudian segera di bagikan kepada fakir miskin.
Kini giliran Abu nawas yang harus melakukan tugas berat itu. Abu nawas berjalan menuju istana diikuti oleh rakyat. Sesampai di depan istana Abu nawas bertanya kepada Baginda Raja.
“Ampun tuanku yang mulia, apakah istana sudah tidak ada orang lagi?”
“Tidak ada” jawab Baginda Raja singkat.

Kemudian Abu nawas berjalan beberapa langkah mendekati istana. Ia berdiri sambil memandangi istana. Abu nawas berdiri mematung seolah-olah ada yang di tunggu. Benar. Baginda Raja akhirnya tidak sabar.
“Abu nawas mengapa engkau belom juga mengangkat istanaku?” Tanya Baginda Raja.
“Hamba sudah siap Baginda Raja” jawab Abu nawas.
“Apa maksudnya engkau sudah siap dari tadi? Kalau engkau siap. Lalu apa yang engkau tunggu?” tanya Baginda Raja.
“Hamba menunggu istana Paduka yang mulia diangkat oleh seluruh rakyat yang hadir untuk diletakkan di atas pundak hamba. Setelah itu hamba tentu akan memindahkan istana Paduka yang mulia ke atas gunung sesuai dengan titah Paduka.”

Baginda Raha Harun Al-Rosyid tercengan mendengar ucapan Abu nawas. Bekiau nggak menyangka kalau Abu nawas masih bisa keluar dari lubang jarum.

0 comments:

Posting Komentar