Rabu, Juli 15, 2009

ILMU


KEUTAMAAN ILMU


Dan Alloh SWT mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang benar.”
Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engakau-lah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, bahwa beliau bersabda: “Barang siapa menempuh suatu jalan menuju ilmu, maka Alloh akan menjadikannya menempuh suatu jalan menuju Surga. Dan sesungguhnya orang yang berilmu itu dimohonkan ampun oleh mahkluk-mahkluk di Bumi, sampai ikan-ikan di laut. Sesungguhnya para ulama itu pewaris para Nabi.”

Dan dari Abu Dzar bahwa dia berkata: “Sabda Nabi SAW : ” Hai Abu Dzar, sesungguhnya kepergianmu belajar satu bab dari kitab Alloh Ta’ala, adalah lebih baik bagimu daripada kamu sholat seratus raka’at. Dan sesungguhnya kepergianmu belajar satu bab dari ilmu, baik diamalkan ataupun tidak, adalah lebih baik bagimu daripada kamu shalat seribu raka’at.”

Dan sabda Nabi SAW: “Barang siapa belajar satu bab dari ilmu, untuk dia ajarkan kepada orang lain, maka dia diberi pahala tujuh puluh nabi.”

Dan sabda Nabi SAW pula; “Barang siapa duduk di sisi orang alim dua jam, atau makan bersamanya dua suapan, atau mendengarkan darinya dua kata, atau berjalan bersamanya dua langkah, maka Alloh Ta’ala akan memberinya dua Surga yang masing-masing surga itu seluas dua kali lipat dunia.” (Misykatul Anwar)

Dan dari Ali, Karamallohu wajhah, dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda: “Pernah saya bertanya kepada Jibril tentang orang-orang yg berilmu. Maka dia menjawab: ‘Mereka adalah pelita-pelita umatmu di dunia dan akherat. Beruntunglah orang yang mengenal mereka dan celakalah orang yang mengingkari dan membencinya’.” (kawasyi).

Dan diriwayatkan dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda; “Barang siapa melakukan sholat berjama’ah dan duduk dalam majlis ilmu serta mendengarkan firman Alloh lalu mengamalkannya, maka Alloh Ta’ala akan memberinya enam perkara: rizki dari usaha yang halal, selamat dari azab kubur, menerima kitab dari tangan kanan, melewati shirath bagaikan kilat yang menyambar, dihimpun bersama para Nabi, dan Alloh membangun untuknya sebuah gedung di Surga dari permata yaqut merah yang mempunyai empat puluh pintu.” (Zubdah).

Dan dari Ibnu Abbas RA, bahwa beliau berkata: “Orang-orang yang berilmu itu mempunyai tujuh ratus derajat di atas derajat-derajat kaum mukminin lainya, yang jarak di antara dua derajatnya sejauh perjalanan lima ratus tahun.”
Dikatakan pula, ilmu itu lebih utama daripada amal dengan lima hal: Yang pertama, ilmu tanpa amal tetap ada, sedangkan amal tanpa ilmu takkan ada. Kedua, ilmu tanpa amal masih bermanfaat, sedangkan amal tanpa ilmu tidak berguna. Ketiga, amal itu kewajiban, sedangkan ilmu itu pemberi cahaya seperti halnya lampu. Keempat, Ilmu itu pangkat para Nabi, sebagaimana sabda Nabi SAW: “Para Ulama umatku adalah seperti para nabi Bani Israil”. Dan kelima, ilmu itu sifat Alloh, sedangkan amal itu sifat hamba-hamba Alloh. Padahal, sifat Alloh itu lebih utama dari sifat hamba-hamba-Nya. (tafsir at tafsir).

Diceritakan bahwa Nabi SAW datang ke pintu masjid. Maka, dilihatnya syetan berada di sisi pintu masjid itu. Maka, berkatalah Nabi SAW: “Hai iblis, apakah yang kamu lakukan di sini?” Maka syetan itu menjawab: “Aku hendak masuk mesjid dan merusakkan shalat dari orang yang sedang sholat itu. Akan tetapi aku takut kepada orang yang sedang tidur ini.” Nabi SAW bertanya: “Hai Iblis, kenapakah kamu tidak takut kepada orang yang sedang sholat itu, sedangkan dia tengah beribadah dan bermunajad dengan Tuhan-Nya, malah kamu takut kepada orang yang sedang tidur itu, padahal dia tengah terlena…?”. Syetan menjawab: “Orang yang sholat itu bodoh, sedang merusakkannya lebih mudah. Akan tetapi, orang yg tidur itu berilmu, apabila aku menggoda orang yang sholat itu dan aku rusakkan sholatnya, aku khawatir orang yang tidur itu terjaga dan memperbaikinya dengan segera.” Maka bersabdalah Nabi SAW: “Tidurnya orang alim lebih baik daripada ibadahnya orang bodoh.” (Minhajul Muta’alimin).

Dan Sabda Nabi SAW: “Barangsiapa hendak menghafal ilmu, maka hendaklah dia membiasakan lima perkara: Pertama, shalat malam sekalipun dua raka’at. Kedua, senantiasa berwudhu’. Ketiga, bertakwa dalam rahasia ataupun terang-terangan. Keempat, makan untuk memperoleh kekuatan, bukan untuk memenuhi hawa nafsu. Kelima, selalu bersiwak

by Mbah Engsun

1 comments:

Posting Komentar