Syekh Abdul Qodir al Jaelani
Syekh Abdul Qodir al Jaelani (bernama lengkap Muhyi al Din Abu Muhammad Abdul Qodir ibn Abi Shalih Zango Dost al Jaelani). Lahir di Jailan atau Kailan tahun 470 H/1077 M sehingga di akhir nama beliau ditambahkan kata al Jailani atau al Kailani atau juga al Jiliydan.
Dalam usia 8 tahun ia sudah meninggalkan Jilan menuju Baghdad pada tahun 488 H/1095 M. Karena tidak diterima belajar di Madrasah Nizhamiyah Baghdad, yang waktu itu dipimpin Ahmad al Ghazali, yang menggantikan saudaranya Abu Hamid al Ghazali.Di Baghdad beliau belajar kepada beberapa orang ulama seperti Ibnu Aqil, Abul Khatthat, Abul Husein al Farra’ dan juga Abu Sa’ad al Muharrimi. Belaiu menimba ilmu pada ulama-ulama tersebut hingga mampu menguasai ilmu-ilmu ushul dan juga perbedaan-perbedaan pendapat para ulama.
Dengan kemampuan itu, Abu Sa’ad al Mukharrimi yang membangun sekolah kecil-kecilan di daerah Babul Azaj menyerahkan pengelolaan sekolah itu sepenuhnya kepada Syeikh Abdul Qadir al Jailani. Ia mengelola sekolah ini dengan sungguh-sungguh. Bermukim di sana sambil memberikan nasehat kepada orang-orang di sekitar sekolah tersebut. Banyak orang yang bertaubat setelah mendengar nasehat beliau. Banyak pula orang yang bersimpati kepada beliau, lalu datang menimba ilmu di sekolah beliau hingga sekolah itu tidak mampu menampung lagi.
Pada tahun 521 H/1127 M, dia mengajar dan berfatwa dalam semua madzhab pada masyarakat sampai dikenal masyarakat luas. Selama 25 tahun Abdul Qadir Jaelani menghabiskan waktunya sebagai pengembara Sufi di Padang Pasir Iraq dan akhirnya dikenal oleh dunia sebagai tokoh sufi besar dunia Islam. Selain itu dia memimpin madrasah dan ribath di Baghdad yang didirikan sejak 521 H sampai wafatnya di tahun 561 H. Madrasah itu tetap bertahan dengan dipimpin anaknya Abdul Wahab (552-593 H/1151-1196 M), diteruskan anaknya Abdul Salam (611 H/1214 M). Juga dipimpin anak kedua Abdul Qadir Jaelani, Abdul Razaq (528-603 H/1134-1206 M), sampai hancurnya Baghdad pada tahun 656 H/1258 M.
Syeikh Abdul Qadir Jaelani juga dikenal sebagai pendiri sekaligus penyebar salah satu tarekat terbesar didunia bernama Tarekat Qodiriyah.
Mutiara Hikmah Syeikh Abdul Qadir Jaelani
Syeikh Abdul Qadir Jaelani menulis dalam kitabnya Alghoniyyah, setelah ia menganjurkan, bahwa mewajibkan bagi setiap mu’min untuk ittiba’ (mengikuti) Ahli Sunnah Wal Jama’ah. Kemudian beliau menegaskan arti Ta’rif Ahli Sunnah Wal Jama’ah:
“ Assunah berarti apa-apa yang dilakukan oleh Rosululloh saw. Dan Al-Jama’ah berarti apa-apa yang disepakati oleh para sahabat r.a., yaitu Khulafa’ur Rosidin yang mendapat petunjuk Alloh. Rodhiyallohu ‘anhum ajma’iin.
Jelas sekarang bahwa Ahli Sunnah Wal Jama’ah adalah orang-orang yang mengikuti perjalanan Rosululloh saw. Dan empat sahabat beliau yang terkenal dengan sebutan Khulafaur Rosyidin baik dalam akidah atau I’tikad, ibadah dan juga dalam masalah furu’iyyah fiqhiyyah.
Kita boleh juga mengikuti pendapat-pendapat sahabat-sahabat Rosululloh.saw. lainnya. Dan semuanya sesuai sabda Rosullulloh saw yang artinya: “Sahabat-sahabat adalah seperti bintang, dan siapa saja diantara mereka (para sahabat) yang kamu ikuti, berarti kamu mendapat petunjuk (islahul ummah, hal.113-114)
Reff. Wikipeda.
0 comments:
Posting Komentar