Kamis, Juli 09, 2009

LAPINDO


KIAYI JOMBANG RITUAL DI AREA LAPINDO

Seorang kiayi pengasuh pondok pesantren Wali Aminah, desa jombok kecamatan ngoro kabupaten jombang. KH. Muhammad Syihaabuddin, terpanggil untuk membantu mengatasi semburan lumpur panas di porong – sidoarjo. Gus syihaab, begitu sapaan akrab kiayi itu, bahkan sudah 8 kali melakukan ritual di areal lumpur panas bersama sejumlah santrinya.

Hasilnya, konon, kalau semula semburan mencapai 3 sampai 5 meter, kini jauh berkurang. Tepatnya tingginya hanya sekitar permukaan air saja. Jumlah semburan konon sekarang menurun drastis. Gus Syihaab pun berniat menyumbat semburan hingga benar-benar mampet. “ Dengan catatan, kiayi minta agar warga yang terkena dampak lumpur segera diberesi oleh lapindo dan pemerintah kalau korban sudah di beresi masalah ganti ruginya, kiayi akan menyumbat semburan itu,” ujar tiga murid Gus Syihaab yang turut serta dalam ritual di areal lumpur panas.

Tiga murid Gus Syihaab itu, masing-masing Rudi Mujianto (33) dan Misbah (31), warga desa sidomulyo RT 01 rw 01, Kec. Buduran-sidoarjo serta Sumarno (39), warga dukuh menanggal I, Gayungan-Surabaya, Ketiganya dengan panjang lebar menceritakan mulai awal hingga akhir 8 kali ritual yang dilakukan kiayinya di areal lumpur panas. “Tiap ritual selain membaca do’a, kami juga tumpengan dengan menyembelih 46 ekor ayam. Semuanya kami bawa sendiri. Tidak di fasilitasi oleh pihak lain, “Ujar ketiga musrid Gus Syihaab itu kepada Memo.

Sumarno CS menyebutkan ritual pertama dilakukan Gus Syihaab, jum’at 07 November 2008, tepatnya selepas sholat Maghrib. Sebelum muris Gus Syihaab terlebih dulu minta ijin ke BPLS. Ijin ritual pertama ini tidak di persulit oleh BPLS. Rombongan Gus Syihaab yang sudah membawa perlengkapan ritual diterima di Pos I, diminta mengisi buku tamu dan menulis berita acara ritual. Selanjutnya rombongan ini di antar naik ke tanggul I dekat pusat semburan.

Dikatakan Sumarno, ritual ini hanya berlangsung singkat, tidak lebih dari 10 menit. Beberapa hari kemudian dilakukan ritual ke 2 dan ke 3, tepatnya kamis 13 Nopember dan senin 17 Nopember dengan proses yang sama. Bedanya ritual kedua diperbolehkan BPLS di barat pos I. keamanan setempat melarang ritual di pos I dengan alasan situasinya gawat. Sedang ritual ke 3 diperbolehkan di timur semburan, tepatnya dekat bekas jalan tol.

Sayangnya ijin ritual selanjutnya oleh keamanan sekitar pusat semburan lumpur. Ketika murid-murid Gus Syihaab akan melanjutkan ritual yang ke-4 dan seterusnya, security yang berjaga di sekitar semburan lumpur panas menyarankan agar ritual digelar di luar tanggul utama. Larangan ini tidak menyurutkan niat Gus Syihaab dan sejumlah muridnya untuk menggelar ritual disana meski harus dilakukan jauh dari pusat semburan hingga sampai 8 kali (Joko san, Memorandum)

1 comments:

Semoga Pondok Wali Aminah jaya sepanjang masa negeri ini butuh beliau-beliau seperti KH.MUHAMMAD SYIHAABUDIN.MSY yang mengerti luar dan dalam hairi ini dan masa depan Indonesia

Posting Komentar